MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
“MOTIVASI KARYAWAN”
FINURIKA
43114110177
S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,
saya bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang “Motivasi Karyawan” sebagai salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Saya juga memohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan
kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Jakarta, 23 Juni 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................
1.2 Tujuan……………………………………………………………………….
1.3 Manfaat……………………………………………………………...............
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi…………………………………………………………..
2.1.1 Dasar – Dasar
Motivasi………………………………………………………
2.1.2 Tujuan Motivasi……………………………………………………...............
2.1.3 Jenis-jenis
Motivasi…………………………………………………………..
2.1.4 Faktor Motivasi………………………………………………………………
2.1.5
Metode
Motivasi………………………………………………......................
2.1.6 Proses
Motivasi…………………………………………………....................
2.1.7 Model
Motivasi………………………………………………………………
2.2 Prinsip-prinsip
dalam Motivasi……………………………………...................
2.3 Prespektif
Motivasi…………………………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….................
3.2 Saran……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
BAB I
PNEDAHULUAN
PNEDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajer atau pemimpin adalah orang-orang
yang mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan.
Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para
bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal
yaitu: kemampuan dan daya dorong. Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedang
daya dorong dipengaruhi oleh sesuautu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal
lain di luar dirinya.
Daya dorong yang ada dalam diri
seseorang, sering disebut motivasi.Daya dorong di luar diri seseorang, harus
ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal di luar diri seseorang itu turut
mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana atau alat yang sesuai
dengan orang itu.
Sejak adanya hubungan
atasan-bawahan, manusia telah berusaha meneliti daya dorong yang menyebabkan
bawahan bertindak.Sejarah menunjukkan bahwa daya dorong itu berbeda dari masa
ke masa. Dengan kata lain teori motivasi yang berlaku umum tidak akan pernah
ada dalam
sejarahnya teori motivasi berkembang di era tahun 1950-an. Mula-mula orang
menganggap bahwadaya dorong itu adalah ketakutan, pada akhirnya ternyata bukan
demikian. Diadakan percobaan dengan penerapan perbaikan cara kerja sebagai
hasil penelitian “time and motion studies”, ternyata bahwa hal ini bukan
sepenuhnya benar. Pengertian yang mendalam kepada manusia ternyata menjadi
kunci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dilakuakan
untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1.
Mendeskripsikan apa itu motivasi dan dasar – dasar motivasi
2.
Mengetahui apa saja yang menjadi tujuan dan jenis – jenis dalam motivasi karyawan
3.
Memperkenalkan metode,
model dan proses motivasi
4.
Menganalisa bagaimana prinsip – prinsip dalam
motivasi karyawan
5.
Memahami apa saja yang menjadi preseptif motivasi
1.3 Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk :
1.
Menambah
wawasan mengenai motivasi karyawan
2.
Mengenali
apa saja tujuan dan jenis – jenis motivasi
3.
Menerapkan
metode dan model sebuah motivasi dalam lingkungan pekerjaan
4.
Prinsip –
prinsip motivasi sebagai acuan efektifitas dalam sebuah pekejaan
5.
Menekankan
pada preseptif motivasi untuk pengembangan diri
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Motivasi
berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya
manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Setiap
perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk
diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para
manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk
menjalankan peran-peran tersebut. Salah satunya adalah peranan manajer dalam hal pemberian motivasi bagi tenaga kerja
Untuk lebih jelas
mengenai pembahasan tenteng motivasi, kita harus mengetahui pengertian motivasi
menurut beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia diantaranya:
Menurut Robbins, S. (2001)
“Motivasi adalah proses yang memperhitungkan intensity (intensitas), direction (arahan), dan persistence (kegigihan) dalam upaya,
erai tujuan.” Pengertian tersebut mempunyai 3 elemen utama, yaitu :
a.
Intensity,
yaitu seberapa keras seorang berusaha
b.
Direction,
yaitu terkait dengan penyaluran upaya.
c.
Persistence, yaitu seberapa lama seseorang akan bertahan dalam
upaya yang dilakukannya.
Menurut Marihot Tua Efendi
Hariandja (2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor
yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan”.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai
tujuan dari motifnya”.
Menurut George R.
Terry
“motivasi kerja adalah suatu
keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
bertindak sesuatu”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.1 Dasar – dasar Pokok Motivasi Kerja
Pada
dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat
mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan
sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan.,
Sumber
motivasi ada tiga factor yakni :
(1). Kemungkinana untuk berkembang
(2). Jenis pekerjaan
(3). Apakah mereka dapat merasa
bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat
mereka bekerja.
Di samping
itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan,
yakni:
a.
Rasa aman
dalam bekerja
b.
Mendapatkan
gaji yang adil dan kompetitif
c.
Lingkungan
kerja yang menyengangkan
d.
Penghargaan
atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen.
2.1.2 Tujuan Motivasi
Tujuan
motivasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b.
Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c.
Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d.
Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f.
Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g.
Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi
karyawan.
h.
Meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
i.
Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap
tugas-tugasnya.
j.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan
baku
2.1.3 Jenis
– Jenis Motivasi
Malayu S.P
Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai
berikut:
A.
Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi
(merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di
atas prestasi standar
B.
Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini
semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut
dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
2.1.4 Faktor
Motivasi
Peterson
dan Flowman dalam buku Malayu S.P. Hasibuan (2005 : 93) menyatakan bahwa orang
yang mau bekerja karena faktor-faktor sebagai berikut :
- Keinginan untuk hidup. (the desire of life)
- Keinginan untuk memiliki sesuatu (the desire for fosession)
- Keinginan akan kekuasaan (the desire for power)
- Keinginan akan pengakuan (the desire for recognotion)
2.1.5 Metode
Motivasi
Malayu S.P.
Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua metode motivasi adalah
sebagai berikut:
a.
Motivasi
Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan Non
Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti pujian,
penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b.
Motivasi
Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah
motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung
serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah
dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya ruangan kerja yang nyaman,
suasana pekerjaan yang serasi dan sejenisnya.
2.1.6 Proses
Motivasi
Malayu S.P.
Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses motivasi adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu
tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
b. Mengetahui
kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah
mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepntingan
pimpinan atau perusahaan saja.
c. Komunikasi
efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang
baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan
syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d. Integrasi
tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan
organisasi dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex
yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu
karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan
tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
e. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan
bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu karyawan yang akan mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f. Team Work
Manajer harus membentuk Team work yang
terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan perusahaan. Team Work
penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak bagian.
2.1.7 Model
Motivasi
1. Model
Tradisional
Model tradisional ini digunakan
untuk memberikan dorongan kepada karyawan agar melakukan tugas mereka dengan
berhasil, para menajer menggunakan sistem upah insentif, semakin banyak mereka
menghasilkan atau mencapai hasil kerja yang sempurna, semakin besar penghasilan
mereka.
2.
Model
Hubungan Manusiawi
Model hubungan tradisional yaitu
para manajer dianjurkan untuk bisa memotivasi para karyawan dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat mereka merasa penting dan berguna,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Para karyawan diberi lebih
banyak waktu kebebasan untuk mengambil keputusan dalam menjalankan
pekerjaannya.
3.
Model Sumber
Daya Manusia
Model Sumber Daya Manusia yaitu
karyawan mempunyai motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi
karena uang ataupn keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan mempunyai arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini,
bukanlah menyuap para karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk
mengembangkan rasa tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan
anggotanya, dimana setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuannya masing-masing.
B.
Prinsip-prinsip
Dalam Motivasi Kerja
Anwar P. Mangkunegara (2007:100), mengatakan
bahwa terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai
berikut:
1.
Prinsip
Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja,
pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai oleh pemimpin.
2.
Prinsip
Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang
jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3.
Prinsip
Pengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan
tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4.
Prinsip
Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil
keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
5.
Prinsip
Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja
apa yang diharapkan oleh pemimpin.
C.
Prespektif
Motivasi
a.
Perspektif
Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah
peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku
murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah
minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku
yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk,
2000).
b.
Perspektif
Humanistis
Menekankan pada kapaitas murid untuk
mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka
terhadap orang lain.
c.
Perspektif
Kognitif
Pemikiran murid akan memandu
motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan,
perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer,
2000; Zimmerman & Schunk, 2001). Perspektif kognitif mengusulkan konsep
menurut White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang
termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia
mereka, dan memproses informasi secara efisien.
d.
Perspektif
Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif
untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan,
pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan
afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama
teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk
menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh
perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan
lebih senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002).\
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1.
motivasi adalah
dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan
2.
Ada dua
jenis motivasi yakni motivasi positif
dengan cara memberikan hadiah dan motivasi negative dengan cara memberikan
hukuman
3.
Model
tradisional, Model Hubungan Manusiawi dan Model Sumber daya manusia merupakan
model – model sebuah motivasi
4.
Prinsip Partisipasi dan Prinsip Komunikasi adalah salah satu dari prinsip – prinsip penting dalam bermotivasi
5.
Perspektif Sosial, Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara
aman.
3.2.
SARAN
Demikian
pembahasan dari makalah saya. berharap
semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat. Selebih dan sekurangnya kritik dan
saran saya harapkan, agar lebih baik menyempurnakannya. Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar